MenurutCak Nun, menjelang Pemilihan Umum 2014, masyarakat Indonesia menatap momentum penting yang tidak boleh dilewatkan dengan pengambilan keputusan yang salah.Maka, sebelum mempertanyakan proses demokrasi, upaya untuk melengkapi ilmu pengetahuan dan menanamkan intelektualitas pada diri bangsa menjadi hal yang sangat penting. 'Jika kita salah Surabaya, NU Online Majelis Ulama Indonesia MUI Jawa Timur akan mempelajari kasus pengajian Jemaah Wahidiyah yang digelar di Dusun Sumber Wangi Satu, Desa Bandaran, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, Madura, Minggu 11/10 lalu. "Kami perlu mempelajari kasus itu sebelum menentukan sesat atau tidaknya ajaran tersebut," kata Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Bukhori di Surabaya, Kamis 15/10. Abdusshomad menjelaskan ada 10 kriteria yang dijadikan petunjuk oleh MUI dalam menentukan apakah sebuah ajaran agama sesat atau tidak. Kesepuluh kriteria yang dianggap melenceng tersebut di antaranya mengakui ada nabi lagi setelah Nabi Muhammad SAW, mengafirkan orang Muslim, ada wahyu lagi selain wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah, dan menganggap Alquran sebagai budaya. "Apabila sebuah ajaran memenuhi 10 kriteria itu, maka dapat dianggap sebagai ajaran yang menyesatkan," katanya. Sebelumnya masyarakat membongkar paksa tempat pengajian para pengikut ajaran Wahidiyah di Desa Bandaran yang menghadirkan Abdul Latif selaku pengasuh Pondok Pesantren PP Al-Munadharah, Kedunglo, Kota Kediri, Ahad 11/10 malam. Warga tidak terima kehadiran pengikut Wahidiyah, dan langsung membongkar paksa panggung pengajian itu. Meskipun demikian, kegiatan yang menitikberatkan amalan selawat tersebut tetap digelar. Hanya tempatnya dipindahkan ke belakang madrasah di Desa Ambat, Kecamatan Tlanakan. Warga Desa Bandaran menganggap ajaran Wahidiyah menyimpang karena pada saat pembacaan selawat dan zikir, para jemaah melakukannya sambil menangis. Jemaah Wahidiyah berpusat di Kedunglo, Kota Kediri dan memiliki cabang hingga Singapura, Malaysia, Filipina, dan Australia. Dalam insiden di Pamekasan, polres setempat menerjunkan 50 personel, yakni dari Polsek Tlanakan, Polsekta Pamekasan, dan Polsek Proppo untuk mencegah kemungkinan terjadi tindakan anarkhis dari warga. ant Hakekat/ Hakikat hidup manusia adalah berusaha untuk memenuhi kebutuhannya sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Hakikat hidup menurut Islam adalah Sel
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Memperbincangkan Allah tidak ada habisnya, tidak ada jeluntrungnya. Karena setiap kejadian tidak lepas dari iradat Allah, baik maupun buruknya perbuatan. Setiap hari semesta selalu menyenandungkan asma Allah sebelum sang surya tiba menunaikan hajatnya berkunjung ke bumi. Nama Allah bergemuru dan bergema di puncak langit membangunkan makhluk sejagat raya, lalu secara bersama-sama semesta memandu dengan indah seperti kelompok padus paduan suara internasional bahkan lebih kompak dan indah terdengar di telinga manusia. Hal tersebut tidaklah cukup untuk menggambarkan kesyahduan asma Allah jika dilafadzkan oleh hari terakhir ini, aku gunakan sedikit waktu Allah untuk membaca buku karya Cak Nun, seorang budayawan yang hampir semua karyanya membicarakan Allah. Salah satu karya beliau berjudul "Kiai Hologram", di dalamnya memuat berbagai macam curhatan Cak Nun tentang kehidupan di dunia ini. Mulai dari urusan yang receh dan remeh-temeh sampai dengan urusan besar dan fundamental menyangkut urusan dunia terurai dan dapat diatasi dengan guyunan nan apik dan berkelas yang mampu membuka satir kebohongan para elit krucil dan global. Kebohongan yang terselip di dasi para pejabat dan di dalam akal para individu, bahkan pemuka agama sekaligus sudah mampu terdeteksi oleh kecanggihan akal manusia. Adapun alat yang dapat menyerupai ialah artificial intelegency, dalam buku tersebut menyatakan bahwa benda mati dapat menyerupai manusia dalam hal kecerdasan, sehingga sudah tidak mungkin manusia melakukan kebodohan atas kehidupannya, apalagi sampai melupakan Allah dalam tindak tanduk perbuatannya. Sebagai manusia biasanya yang sudah terlanjur membaca buku beliau dan menikmati pemikirannya tentang hakikat kehidupan, maka barangpasti mendapat petunjuk bahkan hidayah dari buku tersebut. Salah satu contoh dari cerita tentang seseorang yang berpuasa untuk negara Indonesia karena kasihan melihat negaranya sedang dilanda banyak masalah. Mungkin dengan berpuasa Allah bisa memberi keringanan atau bahkan menghilangkan masalah-masalah di negaranya. Lalu seseorang tersebut ditanggapi oleh Cak Nun, yang mengatakan bahwa tidak perlu repot-repot berpuasa untuk Indonesia, yang benar adalah puasa untuk Allah saja. Sebuah narasi pendek yang sangat menohok pendengar. Negara Indonesia sama seperti manusia, mempunyai takdir baik ataupun buruk. Manusia tidak perlu khawatir berlebihan akan negaranya, serahkan saja pada Allah yang Maha Mengatur segala urusan. Lebih baik manusia mengurus urusannya sendiri saja, biar negara Allah yang mengurusnya. Jangan berburuk sangka jika Allah malah mencelakahkan negaranya demi kepentingan Allah sendiri, itu tidak mungkin. Makmur tidaknya suatu negara, Allah tidak mendapatkan keuntungan atau kerugian. Bagi Allah yang terpenting makhluknya hidup di bumi dengan aman dan damai. Itupun juga jika manusia patuh dan tak sembrono menghadapi kehidupan. Intinya pasrah sama Allah saja segala urusan, sebagai manusia cukup berusaha semampunya perbincangan di atas antara Allah, hamba dan negara, maka tentu tidak ada akhirnya karena alam semesta ini dapat berbuat apa saja dan mungkin secara tiba-tiba dan membuat para penghuninya terkejut. Tidak perlu was-was berlebihan, jika kata para petuah dan beberapa penceramah agama bahwa was-was adalah kerjaannya syaiton yang sedang berusaha menyesatkan anak adam untuk berpaling dari Allah. Jika perasaan was-was atas hal apapun yang belum terjadi itu tidak segera dihilangkan, maka akan sangat berbahaya. Sebab hal tersebut bisa saja memengaruhi orang lainnya agar bersikap demikian. Manusia cenderung mempercayai ucapan seseorang apabila dalam keadaan genting dan terdapat sedikit fakta yang itu belum tentu fakta melainkan hanyalah tipu daya dan dugaan sementara, tidaklah lain itu datang dari setan. Untuk itu sikap yang baik adalah melawannya, dengan tetap menanamkan sikap berbaik sangka dan percaya bahwa Allah akan mengurus semua urusan manusia dan alam semesta ini dengan baik. Bagaimana mungkin Allah sebagai pencipta alam raya ini berbuat tidak adil dengan menyulitkan Nun dalam bukunya selalu menamkan mindset kepada para pembacanya bahwa sebagai seorang yang tidak punya kuasa dan tak ada daya untuk melakukan kehendaknya, maka perlu campur tangan Allah dan hanya Allah yang mempunyai hak prerogatif atas semua yang terjadi. Manusia hanya perlu menikmati hidupnya dengan sebaik-baiknya, tidak perlu memikirkan hal di luar kuasanya. Sungguh bacaan yang asyik untuk dinikmati dengan suguhan secangkir kopi ataupun teh panas di tengah hiruk pikuk dunia. Lihat Humaniora Selengkapnya
Isidalam buku ini sangat padat dan jelas dalam pemahaman ajaran agama, budaya, politik, dan bahkan cenderung komplit. Mulai dari permasalahan agama, budaya, dan politik. Serta terdapat makna dan kesimpulan yang mudah didapat dari permasalahan tersebut. Dalam Buku ini memiliki 15 bab yang terdapat dalam tema ceramah Cak Nun.
Semua orang pasti mengenal Cak Nun sebagai budayawan yang sudah tidak diragukan lagi kapabilitasnya. Tetapi tidak semua yang tahu Cak Nun mengenal betul siapa dia sebenarnya. Bahkan sebagian dari mereka tidak tahu nama lengkapnya. Dalam artikel ini kami akan menyampaikan biografi dan pemikiran Cak Nun yang akan menjadikan Anda mengenal Cak Nun lebih juga biografi Habib Syech di ACADEMIC INDONESIAACADEMIC INDONESIAMungkin jika ditanya, berapa istri Cak Nun dan berapakah putranya, kemungkinan besar mereka tidak akan tahu dengan pasti. Untuk itu, bagi yang merasa menjadi penggemar Cak Nun, ulasan singkat ini bisa digunakan untuk mengenalinya lebih intim. Berharap, semoga berbagai gagasannya bisa diserap dengan lebih Cak NunACADEMIC INDONESIABiografi dan pemikiran Cak Nun sangat menarik untukl kita kulik. Cak Nun lahir di Jombang pada hari Rabu tanggal 27 Mei 1953 dan merupakan putra keempat dari 15 bersaudara. Orang tuanya MA Lathif, seorang petani memberinya nama Muhammad Ainun Nadjib yang akhirnya orang mengenalnya dengan nama Emha Ainun Emha itu sendiri awalnya singkatan dari Mh yang kemudian karena ejaannya, maka orang lebih mengenalnya dengan panggilan Nun merupakan salah satu cendekiawan muslim yang sangat getol memperjuangkan nilai-nilai budaya di seluruh pelosok negeri. Melalui syair-syairnya, Cak Nun mengkritik seluruh lapisan masyarakat agar bisa berubah menuju perilaku yang lebih juga terkait Kata-kata Mutiara Peradaban Islam yang Akan membuat Anda berpikir dan Bersikap BijakUmbu Landu Paranggi; Sosok Guru Pribadi Cak pendidikanya dimulai dari Sekolah Dasar di Jombang sampai tahun 1965, kemudian melanjutkan ke SMP dan SMA Muhammadiyah, Jogjakarta sampai tahun dengan mondok di salah satu Pesantren Gontor Modern tetapi tidak betah lantaran tidak cocok dengan sistem yang diterapkan di pondok. Cak Nun juga pernah mengenyam pendidikan di UGM tetapi hanya sampai satu Nun akhirnya lebih menyukai belajar sastra pada guru yang sangat dikaguminya yaitu Umbu Landu Paranggi. Beliau adalah seorang sufi yang kehidupannya penuh dengan tanda tanya sebagaimana yang biasa dijalani oleh kaum sufi Nun belajar sastra kepada gurunya ini selama 5 tahun 1970-1975. Selain sastra, Cak Nun sangat gemar dengan seni teater yang pernah mengantarkannya ke berbagai negara di belahan seperguruannya pada waktu itu adalah penyanyi Ebiet G Ade, Eko Tunas yang dikenal sebagai cerpenis dan penyair serta EH. Kartanegara yang juga seorang itu sudah mendarah daging sampai akhirnya ia mendirikan Kyai Kanjeng sebagai wadah untuk mengekspresikan semua gagasannya guna membenahi kebudayaan Cak NunACADEMIC INDONESIACak Nun memiliki 5 anak dari dua istri. Dari istri pertamanya, Neneng Suryaningsih, ia dikaruniai seorang putra yang diberi nama Sabrang Mowo Damar Panuluh. Tetapi harus terpaksa bercerai demi kebaikan dari istri keduanya, Novia S. Kolopaking, ia dianugerahi 4 putra yang masing-masing namanya adalah Ainayya Al-Fatihah, Aqiela Fadia Haya, Jembar Tahta Aunillah dan Anayallah Rampak kesemua nama yang diberikan kepada anaknya ini menunjukkan bahwa Cak Nun memang seorang budayawan yang sekaligus Islami. Salah satu anaknya ada yang menjadi musisi sebagai vokalis band Letto yang biasa disapa dengan sapaan akrabnya “Nu” yang diambil dari salah satu suku kata di era 90an sampai era milenium merupakan salah satu band yang paling banyak penggemarnya. Grup musik yang digandrungi oleh kaum muda-mudi ini dikenal dengan lagunya yang sufistik. Dan sampai saat inipun masih memiliki banyak penggemar Novia, istri kedua Cak Nun merupakan wanita yang juga menggeluti dunia seni dan tarik suara. Dia merupakan salah satu penyanyi yang sudah keliling itu justru dilakukannya saat bergabung dengan Kyai Kanjeng. Walaupun begitu, dirinya tidak mau disebut sebagai artis. Bahkan jika ada yang masih ngotot menyebutnya sebagai artis, maka dia akan marah Cak NunACADEMIC INDONESIASelama pengabdiannya kepada masyarakat, Cak Nun sudah banyak memberikan sumbangan yang berharga. Di tahun 2010 dirinya mendapat penghargaan Satyalancana Kebudayaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang justru pada saat itu sering diberikan kepadanya karena dianggap sudah memberikan sumbangan yang besar terhadap kebudayaan dan karyanya berguna bagi masyarakat, nusa, bangsa dan melalang buwana bersama Kyai Kanjeng, Cak Nun pernah menjadi pengasuh Ruang Sastra di harian Masa Kini, Jogja tahun 1970. Menjadi wartawan sekaligus redaktur di harian yang sama tahun juga pernah memimpin teater Dinasti Jogjakarta. Dan yang terakhir menjadi pimpinan sekaligus pengasuh di Grup Musik Kyai Kanjeng serta masih aktif menulis puisi dan kolumnis di berbagai media. Disamping itu, ia juga dikenal sebagai penulis buku yang menggeluti dunia teater, karyanya pernah dipentaskan ke berbagai belahan dunia seperti lokakarya teater di Filipina tahun 1980, International Writing Program di Universitas Iowa, AS tahun 1984, Festival Penyair Internasional di Rotterdam, Belanda tahun 1984 dan Festival Horizonte III di Jerman tahun hanya itu, Cak Nun juga memiliki pengajian rutin yang memposisikan dirinya sebagai pembicara utama di komunitas Masyarakat Padang Bulan di berbagai daerah yang diadakan sebulan sekali. Cak Nun juga pernah diundang ke istana merdeka sebelum jatuhnya Soeharto untuk dimintai Padang Bulan, Cak Nun juga terlibat dalam berbagai diskusi di berbagai komunitas seperti Jamaah Maiyah, Kenduri Cinta yang didirikan sejak tahun 1990. Forum silaturrohim yang diselenggarakan di Taman Ismail Marzuki sebulan sekali ini merupakan wadah yang bebas diikuti oleh siapa saja dan berjenis kelamin apa lagi komunitas Mocopat Syafaat Jogjakarta, Gambang Syafaat Semarang, Bangbang Wetan Surabaya, Paparandang Ate Mandar, Maiyah Baradah Sidoarjo, Obro Ilahi Malang, Hongkong dan Bali, Juguran Syafaat Banyumas Raya dan Maneges Qudroh beberapa karyanya yang pernah dipentaskan antara lain Keajaiban Geger Wong Ngoyak Macan 1989 yang menceritakan tentang kekuasaan di masa “Raja” Soeharto, Patung Kekasih 1989 yang bercerita tentang pengkultusan, Lik Par 1980 yang bercerita tentang pengeksploitasian rakyat jelata yang dilakukan oleh berbagai Institusi tahun 1982 karya yang dipentaskannya adalah Mas Dukun yang bercerita tentang gagalnya kepemimpinan modern. Tahun 1990 bersama Teater Salahuddin, ia berhasil mementaskan Santri-santri Khidir yang pemainnya adalah seluruh santri tahun yang sama juga, Cak Nun berhasil mementaskan Lautan Jilbab di Jogjakarta, Surabaya dan Makassar. Tahun 1992 Perahu Retak sebagai bentuk kritikan dari masa di tahun ini, ia juga berhasil mementaskan Sidang Para Setan, Pak Kanjeng dan Duta dari Masa Depan. Tahun 1993 mementaskan Kiai Sableng dan Baginda Faruq dan masih banyak lagi pementasan bersama Kyai Kanjeng sendiri, Cak Nun rata-rata manggung sebanyak 10 sampai 15 kali. Alhasil, jika ditulis berapa karya yang pernah dibuatnya, tulisan ringkas ini tidak akan mampu mencatatnya.Think Different Pemikiran Ala Cak NunACADEMIC INDONESIAWalaupun keilmuannya mumpuni, Cak Nun tidak pernah mau dipanggil dengan sebutan kyai. Ia memang bersahabat dengan banyak kyai besar di seluruh Nusantara. Tetapi ia lebih senang dipanggil Cak Nun sendiri merupakan sebutan akrab di daerah Jawa Timur. Dengan hanya dipanggil “Cak”, ia merasa dirinya bisa lebih mudah berbaur dengan masyarakat dan begitupun adalah sosok yang tak senang dipuji, disanjung terlebih dihormati secara berlebihan. Menurutnya semua orang berhak duduk bersama, menikmati hidangan bersama, tertawa bersama, dan berdiskusi bersama dalam satu tempat yang tidak ada pembedaan dirinya yang disebut sebagai budayawan, maka pemikirannya tak jauh dari budaya itu sendiri. Berawal dari kegelisahannya terhadap apa yang sedang dan sudah terjadi di masyarakat membuat Cak Nun lebih agresif untuk membongkar dan mendekonstruksi pemikiran budaya merupakan sesuatu yang sangat kompleks. Dalam berbagai kesempatan, Cak Nun menjelaskan bahwa budaya merupakan paduan dari sesuatu yang nampak dengan sesuatu yang tidak yang sangat mempengaruhi sesuatu yang tampak adalah sesuatu yang tidak nampak. Itulah yang harus dirubah dan dikonstruksi. Masyarakat harus sadar betul bahwa semua yang terjadi dipengaruhi cara ia seringkali dianggap menyalahi aturan karena masih banyak orang yang belum bisa mencerna apa yang yang menjadi kritikan olehnya adalah masyarakat sendiri. sebab ia tidak mau melihat masyarakat yang kebanyakan dari mereka lebih suka ikut-ikutan. Bahkan untuk istilah kafir yang sering dilontarkan oleh kaum muslimin sendiri untuk muslim lainnya dianggapnya sebagai penodaan terhadap nilai-nilai yang paling diperjuangkan oleh Cak Nun adalah persoalan persatuan. Oleh karena itu, di saat banyaknya masyarakat yang saling menyalahkan dengan menuduh kafir, sesat, bid’ah dan lain sebagainya maka dirinya tidak akan tinggal Cak Nun, sebelum seseorang memutuskan untuk belajar agama, maka telebih dulu ia harus belajar menjadi adalah orang yang memiliki hati, rasa, jiwa, ruh, pikiran dan raga. Kesemuanya itu harus digunakan untuk menyikapi segala apapun yang terjadi. Masing-masing komponen itu harus dipelajari sedetail mungkin. Dalam kata lain, Cak Nun mengajak manusia untuk mempelajari dirinya dirinya sendiri akan mengantarkan seseorang untuk bisa mengerti orang lain. Dalam penjelasan sederhananya, Cak Nun sering mengibaratkan bahwa kalau dirinya tidak suka dipukul maka tidak boleh memukul. Kalau tidak suka dihina maka jangan menghina. Jika tidak mau dicubit maka jangan mencubit dan begitupun klaim pengkafiran dan istilah penistaan lainnya akan memicu perpecahan. Padahal semangat perpecahan itu sudah digencarkan oleh kaum zionis yang dibelakangnya adalah kaum dengan banyaknya umat Islam sendiri yang saling tuduh, justru akan mempermudah kaum Yahudi untuk memporakporandakan umat Islam. Hal inilah yang sangat disayangkan oleh Cak yang digaungkan oleh Cak Nun adalah semangat persatuan sebagaimana yang pernah diperjuangkan oleh para ulama’ zaman dulu. Cak Nun sangat mengutuk masyarakat yang tidak tahu apa-apa tetapi ikut-ikutan melakukan penuduhan, klaim dan penistaan yang berujung sampai kepada pertengkaran dan Nun dan Kyai KanjengACADEMIC INDONESIAOleh karena itu, untuk bisa mengenduskan pemikirannya ke benak setiap lapisan masyarakat, Cak Nun kemudian membentuk Kyai Kanjeng. Cak Nun memilih jalur musik sebagai media dakwahnya karena dirasa lebih bisa familiar dengan masyarakat. Sudah banyak model dakwah yang melalui yang dipilihnya pun bernuansa budaya sebagaimana salah satu sahabat baiknya Habib Anis Sholeh Ba’asyin asal Pati yang juga menggunakan media dakwahnya orkes puisi Sampak memang merupakan dua badan tetapi seperti satu jiwa. Pemikiran keduanya hampir sama. Dan melalui syair-syairnya itu, Cak Nun mencoba mendeklarasikan sebuah perubahan sudut Nun memahami bahwa tidak semua orang bisa mencerna dengan baik maksud dari syair-syairnya. Oleh sebab itu di sela-sela pementasan atau di akhir pementasan biasanya akan diisi dengan penjelasan dari maksud puisi atau hanya itu, sebagai oran yang menggaungkan nilai-nilai kebudayaan, maka di tengah-tengah pentasnya, cak nun mengajak audiens atau penonton untuk untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman masyarakat, cara ini juga sangat efektif untuk membuat dirinya akrab dengan masyarakat. Kedekatan itulah yang disebutnya sebagai “paseduluran”. Istilah yang satu ini menjadi semangat berjuangnya dan juga ingin ditancapkan kepada setiap orang yang menganggap orang lain sebagai saudaranya, maka jika saudaranya berbuat salah maka akan diingatkan dengan cara yang baik. Saudara tidak akan pernah mencaci maki apalagi memang ada yang dirasa sudah kafir, maka harus diajak bicara dengan baik dan diberi pengertian yang baik pula. Sehingga kehidupan keberagamaan akan terasa jauh lebih baik dan Nun juga seringkali meluruskan pemahaman masyarakat tentang berbagai istilah dari sudut pandang etimologisnya. Sebab masyarakat yang tidak tahu asal usul suatu istilah akan lebih mudah karena itu, ia selalu menggembor-gemborkan agar masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang cerdas, bukan masyarakat yang itu, Cak Nun selalu mengajak masyarakat agar tidak mudah berburuk sangka. Baginya, buruk sangka merupakan salah satu sebab terjadinya banyak pertikaian dan permusuhan di antara saudara sahabat, guru, orang tua dan semuanya bisa jadi musuh akibat burung sangka. Oleh karena itu, Cak Nun mengajak untuk selalu berpikiran positif. Dengan berpikir positif orang akan lebih bisa mengerti, memahami dan akhirnya timbullah rasa yang salah besar sekalipun tidak pantas untuk dibenci sebagaimana yang sudah sering dilakukan oleh masyarakat. Tetapi orang yang berbuat salah, dosa, keji, jahat dan lain sebagainya merupakan orang yang harus dikasihani dan diberikan pengarahan agar bisa menjadi lebih baik lagi. Hal ini yang sulit dipahami oleh banyak Nun mengibaratkan bahwa orang jahat dan memiliki banyak dosa merupakan orang yang sedang sakit hatinya. Dengan demikian, orang yang seperti itu perlu ditangani secara serius. Semakin banyak dosa ataupun kejahatan yang diperbuatnya, maka semakin parah penyakitnya sehingga harus semakin serius gagasannya itu dilatarbelakangi oleh kedalamannya mengkaji sebuah teks agama. Tetapi untuk bisa dipahami oleh masyarakat, Cak Nun mengemasnya dengan analogi yang biasa dikerjakan untuk menarik banyak kalangan, Cak Nun selalu membawa Kyai Kanjengnya. Hal ini bertujuan selain untuk memberikan pemahaman, Cak Nun juga ingin memberikan hiburan yang tahu betul bagaimana tipikal masyarakat Indonesia yang sangat menyukai hiburan. Tetapi sayangnya kebanyakan hiburan yang ada jarang yang mengandung nilai-nilai karena itu, Kyai Kanjeng merupakan salah satu bentuk metamorfosa seni musik sebagai hiburan yang sekaligus menjadi media penyalur nilai-nilai agama, budaya, sosial dan kebangsaan. Dan yang paling ditekankan oleh Cak Nun adalah…“Jadilah manusia yang manusiawi, bukan yang lainnya.”Itulah sepenggal biografi dan pemikiran Cak Nun. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil darinya, terlebih beliau memiliki ilmu yang dalam banyak aspek. Dari biografi dan pemikiran Cak Nun kita akan mengerti bahwa manusia merupakan makhluk pemikir yang luar biasa.
NgajiBareng Cak Nun : Kupas Pancasila Hingga Sindir 'Drama' Setnov

Ketua Umum PP Persis KH Aceng Zakaria. JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Islam Persis Aceng Zakaria merasakan duka cita mendalama atas meninggalnya KH Hasyim Muzadi. Ia mengenal almarhum sebagai sosok ulama berwibawa, santun, bersahabat, dan dihormati dalam dunia Islam. Menurut Aceng, semasa hidupnya, Hasyim Muzadi telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam memperjuangkan nilai-nilai Islam yang wasathiyah dan bersahabat. "Semasa hidupnya beliau menunjukkan komitmen kuat dalam memperjuangkan nilai-nilai Islam yang wasathiyah, ramah, dan bersahabat dengan berbagai kalangan," ungkapnya seperti dilaporka laman resmi Persis, Kamis 16/3. Tak hanya dalam dunia Islam, menurut Aceng, Hasyim Muzadi tokoh yang telah memberikan sumbangsih positif bagi negara. Yakni dengan berjuang menjaga keutuhan dan integrasi bangsa. Ia berdoa untuk Kiai Hasyim Muzadi agar Allah SWT menerima segala amal saleh yang telah diperbuat oleh almarhum. "Semoga pula Allah bangkitkan para pelanjut perjuangan dan cita-cita mulianya sepeninggalannya," ucap Aceng. Seperti diketahui Hasyim Muzadi wafat pada Kamis 16/3 pagi, sekitar pukul 0615 WIB. Sebelumnya almarhum sempat dirawat cukup intensif di Rumah Sakit Lavalette Malang.

MutiaraDalam Bebatuan=====Muhammad Ainun Nadjib atau biasa dikenal Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun, lahir di Jombang, Jawa

AYUMAGFIROH, D. (2018). PERKEMBANGAN TASAWUF SHOLAWAT WAHIDIYAH DI PONDOK PESANTREN AT-TAHDZIB JOMBANG TAHUN 1993-2001. Avatara, 6(2). Azaki Khoiruddin. (2013). (dapat dibaca dalam repositotry.bungabangsacirebon.ac.id) Azaki Khoirudin, Pendidikan Akhlak Tasawuf Menyelami Nalar Spiritual Cak Nur, (Kapas: nun Pustaka, 2013), h. 26No Title.

Sebuahfestival di mana Cak Nun dan Kiai Kanjeng dijadwalkan akan tampil dibatalkan tetapi Cak Nun dan Kiai Kanjeng justru diminta Walikota Roma untuk tampil dalam kesempatan pemakaman Paus Johanes Paulus II. Mereka secara khusus menciptakan puisi dan komposisi musik dalam rangka penghormatan terhadap Paus berjudul "O Papa."

Jakarta(Riaunews.com) - Emha Ainun Nadjib atua Cak Nun sebut Islam tak maju-maju karena ulama suka mengemis. Ulama suka ngemis ke bupati, gubernur dan kepala daerah. Hal itu dikatakan Cendekiawan Muslim itu lewat video ceramah lawasnya yang tayang di kanal Youtube Rifqi Firdauz, seperti dilihat, Rabu (14/4/2021).
Initidak langsung dimasukkan ke dalam rangkaian Sholawat Wahidiyah dalam lembaran-lembaran yang diedarkan kepada masyarakat. Tetapi para Pengamal Wahidiyah yang sudah agak lama dianjurkan untuk mengamalkannya terutama dalam mujahadah-mujahadah khusus. bunga jepun 4 harus di, cak nun tentang alam ghaib, cara banyak saldo di hoki 1000, Cara

TEMPOCO, Yogyakarta - Budayawan Emha Ainun Najib, yang akrab disapa Cak Nun, menggelar orasi budaya bersama kelompoknya, Kyai Kanjeng, dalam mengenang seabad Hamengku Buwono IX di Pergelaran Keraton Yogyakarta, Kamis malam, 12 April 2012.. Dalam orasi tersebut, budayawan yang pernah mengenyam 'pendidikan' bersama komunitas seniman di kawasan Malioboro di masa silam itu kembali membeberkan

yoyotsupiana, nim. 09540044 (2016) motivasi dan kesadaran kolektif jamaah maiyah cak nun di tamantirto kasihan bantul yogyakarta. skripsi thesis, uin sunan kalijaga yogyakarta. yanuar sofyan hidayat, nim. 10540056 (2017) iklan dan pembentukan mitos muslimah (analisis semiotika roland barthes terhadap iklan jilbab zoya).
  1. ጮуዎизуσ фևлեቦицυφу ерոгэቮላጥоሞ
  2. Ветруኪ ևхроλеቢ
  3. Ցихрዳц аλոже
Jawabannyaada dalam"Shalawat Global" made in Emha Ainun Nadjib (Cak Nun), budayawan asal Jombang, Jawa Timur - satu daerah dengan dukun cilik Ponari dan tukang jagal Ryan. Shalawat ini mencuat setelah video pementasannya di depan jamaah Pengajian Tombo Ati disebarluaskan di internet.
3gpHafidz indonesia, Agar menang arisan, aji sahadat demak, ajian agar rambut tidak bisa dipotong, ajian enteng rezeki, Ajian pengikat sukma dari banjar, ajian singq, alamat jaka pinayungan, alat bakar buhur elektrik, alkabir penarika uang, allahumma ya ghoniyu, allahumma ya qawi, Amalan apa yang bisar mengeluarkan arisan yang di kocok ibu ibu, amalan dan dzikir khizib nasor khizib ikfa kizib oiVk.